Selasa, 05 April 2011

Ramalan Bintang vs Ramalan Cuaca

Ramalan Bintang vs Ramalan Cuaca

Zodiak alias ramalan bintang nasibnya lebih beruntung dibanding teman sejawatnya, yaitu ramalan cuaca. Sekalipun sama-sama ramalan, yang pertama jelas lebih unggul. Keunggulannya antara lain zodiak lebih digemari banyak orang ketimbang ramalan cuaca. Apresiasi kitapun lebih besar pada zodiak yang oleh media massa diberikan lembar khusus bernama zodiak. Atau astronomi. Sementara laporan cuaca,kayaknya nggak deh.

Setuju atau tidak sebenarnya orang Indonesia itu cuek dengan laporan cuaca.( termasuk yang baca artikel ini ). Kita lebih peduli atau percaya pada ramalan bintang tentang nasib dan peruntungan hidup kita sendiri. Egois banget kan?. Apa salahnya ramalan cuaca, sampai dia di anaktirikan? Padahal dia hasil produk yang rasional, berdasarkan pada teori-teori khusus dengan rumus-rumus baku, bisa dipertanggungjawabkan. Kesimpulannya empiris bukan spekulatif apalagi nujum. Orang yang berada dibalik ramalan ini adalah mereka dengan gelar bergengsi yang punya kemampuan ‘n keahlian khusus tentang cuaca. Kurang Apalagi coba ?

Di negara maju macam Amrik misalnya, ramalan cuaca dapat hak istimewa. Penduduk disana sangat peduli dengan ramalan cuaca. Mereka sadar betul bahwa segala aktivitas hidup pada dasarnya bergantung pada cuaca. Ternyata benar juga lho,hampir semua profesi dari penerbangan , pelaut, petani, nelayan bahkan tukang es keliling sekalipun ngga lepas dari cuaca. Sekalipun Indonesia beriklim tropis dengan dua musim yaitu musim kemarau ‘n musim duren, eh maksudnya musim hujan yang ditandai dengan panen duren dimana-mana,bukan berarti segala sesuatunya baku. Kalau musim kemarau pasti selalu panas atau sebaliknya. Tapi ingat yang namanya gejala alam siapa coba yang bisa tebak? Artinya banyak faktor yang bisa mempengaruhi semua itu. Misalnya musim kemarau yang berkepanjangan atau curah hujan yang tinggi dan sebagainya.

So jangan pernah anggap remeh ramalan cuaca, sebab bagaimanpun kita butuh perhitungan. Disinilah pentingnya sebuah ramalan sebagai bahan pertimbangan untuk kita mengambil keputusan apakah bias terbang hari ini atau tidak, apakah bias berlayar atau tidak,apakah harus jual es atau tidak,sekalipun tukang es itu daganganya laku atau ngga laku tetap saja habis. Yang pertama habis karena terjual sementara yang kedua habis karena cair. Terlebih kalo situ punya hajat besar seperti pesta pernikahan, sunatan,atau ada konser musik, upacara kenegaraan atau piknik sekalipun harus tau cuaca hari itu, seberapa besar kisarannya. Situ ngga mau kan kalo pestanya ngga ada tamu yang datang lantaran hujan lebat, atau kalaupun datang semua tamu basah kuyup di guyur hujan.

Ramalan apapun bentukanya adalah perkiraan manusia. Di ats semua itu masih ada Tuhan Yang Maha Esa, Maha Tahu ‘n Maha Kuasa. Kebenaran sebuah ramalan memang harus di uji terlebih dahulu. Orang yang percaya pada ramalan akan membenarkan ramalan tersebut. Saat membaca sebuah ramalan sebaiknya sifat positif yang kita lihat,jangan menganggap ramalan sebagai beban. Kalau itu buruk ngga usah pusing, stress apalagi ada niat bunuh diri, ngga usah segitunya. Lebih baik jadikan itu sebagai peringatan ‘n kita mesti lebih waspada. Karena bagaimanpun hidup ini ada di tangan Tuhan. Tugas kita sendiri hanya berusaha.

Syukur-syukur Tuhan mau merubahnya ke arah yang lebih baik. Tapi kalau tidak, mau bilang apa? So, sebagus atau seburuk apapun, yang namanya ramalan itu tak berarti banyak. Seribu ramalan dan seribu perkiraan akan tumbang hanya dengan satu kenyataan, begitu kata orang bijak. Etnix Magazine

Tidak ada komentar:

Posting Komentar