Senin, 08 Maret 2010

Gallery Pelantikan

Ponsel Buatan India Pakai Baterai AAA

NEW DELHI, KOMPAS.com - Hampir semua ponsel yang beredar saat ini menggunakan baterai isi ulang Li Ion. Baterai isi ulang praktis, namun menjadi hambatan jika pengguan tengah di perjalanan atau jauh dari sumber listrik.

Tapi, tidak masalah dengan ponsel yang satu ini. Selain baterai Li Ion standar, ponsel OliveFrvron V-G2300 keluaran Olive Telecom India juga menggunakan baterai AAA sebagai sumber energi cadangannya.

Slot baterainya hanya cukup untuk satu buah baterai AAA saja. Namun, dengan demikian, pengguna V-G2300 bisa tetap aktif barang beberapa jam meski baterai Li Ion habis.

Fvron V-G2300 bekerja di jaringan GSM dengan layar warna hanya 1,5 inci dan radio FM. Ponsel ini termasuk untuk kalangan menengah ke bawah karena dibanderol dengan harga sekitar Rp 350.000.

Teknologi Pembaca Bibir untuk Ponsel Masa Depan

Senin, 8 Maret 2010 | 19:39 WIB HANNOVER, KOMPAS.com - Ponsel masa depan mungkin dilengkapi teknologi pembaca bibir yang memungkinkan penggunanya berbicara tanpa bersuara. Hal tersebut terungkap dalam pameran teknologi tahunan Cebit di Hannover, Jerman yang berlangsung 2-6 Maret 2010.

Teknologi seperti ini akan sangat membantu pengguna yang selama ini terpaksa harus menutup mulutnya dengan tangan atau berbisik-bisik saat menelepon di tengah keramaian. Apalagi teknologi tersebut sangat manusiawi, di mana pengguna tak perlu mengubah kebiasaannya ngomong karena bibir tetap komat-kamit.

Prototipe teknologi pembaca bibir itu dipamerkan Professor Tanja Schlutz dari Karlshure Institute of Technology. Menurutnya, ia terinspirasi untuk mengembangkan teknologi tersebut karena merasa terganggu suara orang yang menelepon saat berada di kereta api.

"Saya sedang di kereta api dan orang yang duduk di samping saya terus-terusan nerocos ngomong dan saya pikir saya harus mengubahnya," ujarnya seperti dilansir situs Telegraph. Maka di labnya, Profesor Schlutz memilih mengembangkan dengan teknologi electomyography yang sering dipakai untuk mengetes kerusakan saraf dengan enam elektroda yang ditempel di muka.

Alat tersebut mengenali sinyal getaran yang lemah yang dihasilkan otot-otot muka yang bergerak saat seseorang berbicara. Sinyal-sinyal tersebut kemudian diproses dan diidentifikasi. Tanpa mengeluarkan suara pun, alat yang dikembangkan Schlutz bisa membaca kalimat.

Profesor Schlutz mengatakan teknologi tersebut belum siap dikomersilkan. Pihaknya mungkin akan menggandeng vendor ponsel untuk membenamkannya di perangkat masa depan.

Mendiknas Antusias dengan Liga Pendidikan Indonesia


Senin, 8/3/2010 | 19:13 WIB

JAKARTA, Kompas.com - Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh amat antusias dengan pergelaran Liga Pendidikan Indonesia (LPI). Dia bahkan mengimbau agar pemberitaan mengenai LPI lebih ditingkatkan untuk diketahui seluruh lapisan masyarakat di Tanah Air.

"Saya amat senang kompetisi LPI ini sudah berjalan baik. Namun demikian, pemberitaannya harus lebih ditingkatkan, karena ini adalah salah satu sarana pembibitan sepakbola yang sangat baik," ungkap Mendiknas Moh Nuh saat menerima panitia pusat LPI, Senin (8/3/10) sore di kantornya, Senayan, Jakarta.

Panitia Pusat LPI yang diketuai oleh Prof Dr Toho Cholik Mutohir, sekretaris Eddy Prasetyo, Yeyen Tumena, dan Herman Chaniago, melaporkan tentang gelaran perjalanan kompetisi antar-siswa SLTP, SLTA dan Perguruan Tinggi yang saat ini masih berlangsung di tingkat kabupaten/kota. Menurut agenda panitia pusat, kompetisi LPI untuk tingkat provinsi sudah akan dilaksanakan mulai 4 April mendatang, sementara untuk tingkat nasional dilangsungkan Mei di Yogyakarta.

Kantor Menteri Pendidikan Nasional merupakan salah satu stakeholder LPI bersama Kantor Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) serta PSSI. Penandatanganan kerjasama tiga institusi ini dilakukan akhir Februari bertepatan dengan Rakernas PSSI di Hotel Borobudur, disaksikan oleh Presiden AFC Mohamed bin Hammam.

Dalam audiensi dengan Mendiknas Moh Nuh, ditayangkan rekaman acara peresmian LPI pada 5 Juni 2009 di Stadion Madya Senayan, dengan pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Menurut Moh Nuh, kompetisi LPI sangat baik karena mencakup tiga aspek penting dalam olahraga, di antaranya pemassalan, pembibitan dan pembinaan. "Karena ketiga aspek ini sudah terpenuhi, maka kompetisi LPI ini patut didukung," tegas Mendiknas

Kendati demikian, Mendiknas juga mengharapkan agar kompetisi LPI tidak dibumbui tawuran. "Saya setuju kalau LPI ini dapat juga dijadikan sarana olah rasa dan olah pikir, bukan cuma olahraga-nya yang dikedepankan. Kalau bisa bermain sepak bola dengan aspek olahrasa dan olah pikir itu, mereka mungkin tidak akan melakukan tindakan-tindakan yang bertentangan dengan aturan-aturan yang ada," tegas Moh Nuh.

Gallery Photo






















































Berikut ini adalah contoh logo Giat Pasukan Penggalang VII Tahun 2010, yang insya Allah dilaksanakan pada tanggal 07 Nopember 2010. doakan ya.....