Senin, 08 Maret 2010

Mendiknas Antusias dengan Liga Pendidikan Indonesia


Senin, 8/3/2010 | 19:13 WIB

JAKARTA, Kompas.com - Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh amat antusias dengan pergelaran Liga Pendidikan Indonesia (LPI). Dia bahkan mengimbau agar pemberitaan mengenai LPI lebih ditingkatkan untuk diketahui seluruh lapisan masyarakat di Tanah Air.

"Saya amat senang kompetisi LPI ini sudah berjalan baik. Namun demikian, pemberitaannya harus lebih ditingkatkan, karena ini adalah salah satu sarana pembibitan sepakbola yang sangat baik," ungkap Mendiknas Moh Nuh saat menerima panitia pusat LPI, Senin (8/3/10) sore di kantornya, Senayan, Jakarta.

Panitia Pusat LPI yang diketuai oleh Prof Dr Toho Cholik Mutohir, sekretaris Eddy Prasetyo, Yeyen Tumena, dan Herman Chaniago, melaporkan tentang gelaran perjalanan kompetisi antar-siswa SLTP, SLTA dan Perguruan Tinggi yang saat ini masih berlangsung di tingkat kabupaten/kota. Menurut agenda panitia pusat, kompetisi LPI untuk tingkat provinsi sudah akan dilaksanakan mulai 4 April mendatang, sementara untuk tingkat nasional dilangsungkan Mei di Yogyakarta.

Kantor Menteri Pendidikan Nasional merupakan salah satu stakeholder LPI bersama Kantor Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) serta PSSI. Penandatanganan kerjasama tiga institusi ini dilakukan akhir Februari bertepatan dengan Rakernas PSSI di Hotel Borobudur, disaksikan oleh Presiden AFC Mohamed bin Hammam.

Dalam audiensi dengan Mendiknas Moh Nuh, ditayangkan rekaman acara peresmian LPI pada 5 Juni 2009 di Stadion Madya Senayan, dengan pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Menurut Moh Nuh, kompetisi LPI sangat baik karena mencakup tiga aspek penting dalam olahraga, di antaranya pemassalan, pembibitan dan pembinaan. "Karena ketiga aspek ini sudah terpenuhi, maka kompetisi LPI ini patut didukung," tegas Mendiknas

Kendati demikian, Mendiknas juga mengharapkan agar kompetisi LPI tidak dibumbui tawuran. "Saya setuju kalau LPI ini dapat juga dijadikan sarana olah rasa dan olah pikir, bukan cuma olahraga-nya yang dikedepankan. Kalau bisa bermain sepak bola dengan aspek olahrasa dan olah pikir itu, mereka mungkin tidak akan melakukan tindakan-tindakan yang bertentangan dengan aturan-aturan yang ada," tegas Moh Nuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar